Manajemen kesiapan prajurit Batalyon Infanteri dalam membangun kesiapan satuan guna menjawab tantangan tugas ke depan

Andi Zulhakim Asdar

Kodam Jaya. Jl. Mayor Jendral Sutoyo No.5, RW.7, Cawang, Kec. Kramat jati, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 13630

 Email : andizulhakim57@gmail.com

Abstrak

Perkembangan teknologi informasi yang masif saat ini telah membawa tantangan tugas TNI ke depan tidaklah semakin ringan, hal tersebut semakin meningkat ketika dihadapkan pada perkembangan dan perubahan lingkungan strategis di tataran global, regional dan nasional yang semakin kompleks dan dinamis. TNI AD sebagai komponen utama pertahanan negara di darat, melalui satuannya harus terus berbenah guna mampu melaksanakan tugas pokok yang telah diamanatkan Undang-Undang. Batalyon Infanteri sebagai satuan tempur TNI AD perlu menjaga kesiapannya di tengah kompleksitas ancaman dan tantangan tugas ke depan. Dalam rangka membangun kesiapan satuan, Batalyon Infanteri perlu meningkatkan proses manajemen prajurit sebagai fondasi terbentuknya satuan yang utuh, kuat, solid dan memiliki kesiapan dalam menghadapi tantangan tugas ke depan. Manajemen prajurit perlu dilaksanakan secara terukur, terencana dan komprehensif dengan berpedoman pada regulasi dan teori guna mendapatkan hasil yang optimal guna membentuk kesiapan satuan Batalyon Infanteri yang siap menghadapi tantangan tugas ke depan.

Kata Kunci : Manajemen, Prajurit, Tantangan Tugas Ke depan

1.Pendahuluan

Dinamika perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat di era globalisasi saat ini telah membawa banyak manfaat dalam kemajuan di berbagai aspek kehidupan manusia. Perkembangan teknologi ini juga harus diikuti dengan perkembangan pada Sumber Daya Manusia (SDM). Hal tersebut tidak terlepas dari dampak perkembangan teknologi yang selain memberikan dampak positif bagi kelangsungan hidup manusia juga memberikan ancaman atau dampak negatif. Dengan perkembangan teknologi saat ini, semua orang terhubung dengan bebas tanpa jarak waktu dan tempat. Hal tersebut tentunya memberikan tuntutan bagi negara untuk menjaga integritasnya di tengah ancaman yang semakin kompleks. Berkaitan dengan integritas bangsa, TNI sebagai komponen utama sistem pertahanan negara, yang berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI pasal 7, memiliki tugas pokok yaitu menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (disingkat TNI AD) merupakan bagian integral dari Tentara Nasional Indonesia, yang memiliki tugas pokok menegakkan kedaulatan negara dan keutuhan wilayah darat negara Indonesia. Hal ini berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam rangka melindungi segenap bangsa Indonesia, dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa. Diharapkan dapat menjadi pilar dan ujung tombak dalam menjaga keutuhan nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa. Pada era globalisasi sekarang, telah timbul kesadaran tentang kepentingan eksistensi termasuk juga pada institusi TNI AD untuk adaptif terhadap perkembangan jaman guna mengantisipasi tantangan tugas ke depan yang semakin kompleks. Implikasi dari perkembangan teknologi menjadikan tantangan tugas TNI AD ke depan tidaklah semakin ringan, terlebih dihadapkan pada perkembangan lingkungan strategis di tataran global, regional dan nasional yang semakin kompleks dan dinamis. TNI AD sebagai komponen utama pertahanan negara di darat, harus terus berbenah agar mampu melaksanakan tugas pokok yang telah diamanatkan Undang-Undang. Dalam rangka pembangunan, penggelaran serta pengembangan kekuatan dan kesiapannya, TNI AD harus menyediakan unsur-unsur satuan pertempuran (satpur) yang diperkuat satuan bantuan pertempuran (satbanpur) dan didukung satuan bantuan administrasi (satbanmin) dan satuan komando kewilayahan (satkowil) (Arifandi, Legionosuko, & Priyanto, 2018)[1].

 

            Batalyon infanteri merupakan salah satu batalyon dari korps infanteri yang ada ditubuh TNI AD. Batalyon infanteri (Yonif) adalah satuan dasar tempur yang terdiri dari suatu markas, kompi markas, beberapa kompi senapan, dan kompi senapan dan kompi bantuan yang dapat merupakan bagian taktis dari brigade infanteri dan dapat juga berdiri sendiri dengan tugas taktis dan administrasi. Sebagai satuan tempur, Batalyon Infanteri dituntut untuk selalu siap dalam melaksanakan tugas. Kesiapan satuan sangat ditentukan oleh kesiapan personil yang dilaksanakan melalui manajemen personil oleh satuan Batalyon Infanteri. Sebagai sebuah organisasi, Batalyon Infanteri dituntut oleh manajemen untuk merencanakan organisasinya hingga kesiapan tercapai. Manulang (2009) mengemukakan pengertian manajemen sebagai ilmu dan seni sumber daya manusia dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya dengan cara melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, penyusunan dan pengawasan (Atik & Ratminto, 2012) (Gesi, Laan, & Lamaya, 2019)[2]. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa manajemen personil Batalyon dapat diartikan sebagai suatu perencanaan, pengarahan, distribusi dan pemantauan sumber daya manusia satuan untuk mencapai kesiapan satuan dalam rangka menghadapi tantangan tugas ke depan. Pentingnya mengelola SDM merupakan bagian utuh dalam menjamin eksistensi organisasi dalam hal ini satuan Batalyon Infanteri.

2.Teori

Seiring dengan kompleksnya tantangan tugas  yang dihadapi oleh TNI AD di masa yang akan datang, maka tuntutan akan kesiapan operasional terhadap satuan jajaran TNI AD menjadi sangat penting dan mutlak untuk dapat terpenuhi.   Kesiapan operasional satuan jajaran TNI AD ini hanya dapat tercapai apabila kegiatan manajemen satuan dapat dilaksanakan dengan baik.   Oleh karenanya setiap Komandan satuan perlu dengan sungguh-sungguh untuk menjalankan fungsi manajerialnya guna mencapai kesiapan satuan yang optimal. Dalam penyusunan paper ini, peneliti menggunakan teori manajemen organisasi dengan turunan teori unsur dan sasaran manajemen.

 

  1. Pengertian Manajemen

Menurut Hasibuan (2006) Pengertian Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu.[3]  Atau lebih spesifik manajemen dapat diartikan sebagai suatu suatu rangkaian proses yang meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi dan pengendalian dalam rangka memberdayakan seluruh sumber daya organisasi/ perusahaan, baik sumber daya manusia (human resource capital), modal (financial capital), material (land, natural resources or raw materials), maupun teknologi secara optimal untuk mencapai tujuan organisasi/ perusahaan[4].

 

  1. Teori Manajemen Organisasi

Menurut George R. Terry, manajemen organisasi adalah aktivitas perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), penggerakan (Actuating), dan pengawasan (Controlling), dimana semua aktivitas tersebut bertujuan untuk mencapai target organisasi.[5] Sedangkan menurut Luther M. Gulick, pengertian manajemen organisasi adalah segala hal yang berhubungan dengan perencanaan (Planning), mengorganisir (Organizing), pelengkapan Tenaga Kerja (Staffing), mengarahkan (Directing), menyelaraskan (Coordinating), melaporkan (Reporting), dan menyusun anggaran (Budgeting).[6]

 

Dapat disimpulkan bahwa manajemen satuan diartikan sebagai kegiatan perencanaan, pengorganisiran, penggerakan, dan pengontrolan SDM di satuan TNI AD, agar tercipta kesiapan operasi guna mewujudkan tantangan tugas ke depan.

 

  1. Sarana manajemen

Menurut Harrington Emerson manajemen mempunyai lima unsur (5M), yaitu[7]:

  1. Men
  2. Money
  3. Materials
  4. Machines, and
  5. Methods

 

  1. Sasaran manajemen

Sasaran manajemen disampaikan oleh Siswanto (2012) terdiri dari :[8]

1. Orang (Manusia)

Sasaran pertama ditujukan kepada personil yang telah memenuhi syarat tertentu dan telah menjadi unsur integral dari satuan dalam mencapai kesiapan operasi.

 

  1. Mekanisme Kerja

Yaitu berkaitan dengan tata cara dan tahapan yang harus dilalui oleh anggota organisasi dalam mengadakan kegiatan berama untuk mencapai tujuan.

  1. Framework

Manajemen merupakan proses pengaturan atas sesuatu yang dilakukan oleh sekelompok orang atau organisasi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut dengan cara bekerja sama memanfaatkan sumber daya yang dimiliki[9]. Proses manajemen sebagaimana dituangkan dalam konsep teori di atas terdiri dari kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran dan tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.

 

       Keberhasilan proses manajemen organisasi tersebut akan bergantung dari proses input yang terdiri dari Men, Materials, Machine, Methode dan Money. Pengaturan atas lima unsur tersebut wajib dilaksanakan agar proses manajemen organisasi dapat dilaksanakan dengan optimal. Dalam penelitian ini adalah kesiapan Satuan Batalyon Infanteri guna menghadapi tantangan tugas ke depan.

Guna memperjelas alur penulisan paper ini, berikut penulis gambarkan dalam framework berkaitan dengan manajemen personil dalam mewujudkan kesiapan operasi Batalyon Infanteri guna menghadapi tantangan tugas ke depan :

 

 

 
 


Sumber : Diolah Penulis, 2022

 

 

 

  1. Pembahasan

 

Perkembangan teknologi informasi di tengah arus globalisasi meningkatkan kompleksitas tantangan bagi aspek pertahanan negara. Oleh karenanya, Batalyon Infanteri sebagai satuan tempur TNI AD perlu melakukan serangkaian upaya guna mewujudkan kesiapan satuannya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan manajemen organisasi yang dilaksanakan melalui serangkaian program pembinaan satuan. Namun dalam perkembangannya proses tersebut belum dapat terlaksana secara optimal mengingat unsur dalam proses manajemen yang belum terkelola dengan baik. Dari lima unsur manajemen yang dijelaskan, unsur “MAN” atau personil menjadi unsur yang memegang peranan dominan. Dalam proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan semuanya melibatkan kehadiran manusia. Oleh karenanya manajemen personil menjadi hal yang wajib dilaksanakan oleh satuan Batalyon Infanteri guna mewujudkan kesiapan satuan sebagai tujuan dari manajemen organisasi dalam menghadapi tantangan tugas ke depan. Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari ilmu manajemen yang memfokuskan perhatiannya pada pengaturan peranan sumber daya manusia dalam kegiatan suatu organisasi. Dalam mencapai tujuannya tentu suatu organisasi memerlukan sumber daya manusia sebagai pengelola sistem, agar sistem ini berjalan tentu dalam pengelolaannya harus memperhatikan beberapa aspek penting seperti pelatihan, pengembangan, motivasi dan aspek-aspek lainya. Hal ini akan menjadikan manajemen sumber daya manusia sebagai salah satu indikator penting pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Sumber daya manusia merupakan aset organisasi yang sangat vital, karena itu peran dan fungsinya tidak bisa digantikan oleh sumber daya lainnya. Betapa pun modern teknologi yang digunakan, atau seberapa banyak dana yang disiapkan, namun tanpa sumber daya manusia yang profesional semuanya menjadi tidak bermakna (Tjutju,2008). Eksistensi sumber daya manusia dalam kondisi lingkungan yang terus berubah tidak dapat dipungkiri, oleh karena itu dituntut kemampuan beradaptasi yang tinggi agar mereka tidak tergilas oleh perubahan itu sendiri. Sumber daya manusia dalam organisasi harus senantiasa berorientasi terhadap visi, misi, tujuan dan sasaran organisasi di mana dia berada di dalamnya (Yuniarsih & Suwatno, 2018)[10].

 

            Manajemen sumber daya personil merupakan proses dalam mengatasi berbagai masalah pada ruang lingkup personil untuk dapat menunjang aktivitas satuan atau organisasi demi mencapai tujuan yang telah ditentukan (Syamsurizal, 2016)[11]. Oleh karena itu Komandan satuan harus menjamin bahwa satuannya memiliki personil yang tepat di tempat yang tepat, dan pada saat yang tepat, yang memiliki kemampuan dan kesiapan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang akan membantu satuan tersebut mencapai tujuannya secara efektif dan efisien.  Atas dasar tersebut, Wiludjeng menyebutkan bahwa faktor manusia menjadi faktor paling penting bagi kelangsungan organisasi (SP, 2017)[12]. Untuk mencapai tujuan organisasi agar memperoleh efektif dan efisien, manusia dalam organisasi perlu dikelola secara baik. Menurut Zainal fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia dibagi menjadi fungsi manajerial dan fungsi operasional (Zainal, 2014)[13].

 

            Dalam penelitian ini, proses manajemen prajurit Batalyon Infanteri dalam rangka mewujudkan kesiapan satuan dalam menghadapi tantangan tugas ke depan mengacu pada pendapat Hasibuan mengemukakan bahwa fungsi operasional dalam manajemen sumber daya manusia meliputi (Sofie & Fitria, 2018)[14]:

 

  1. Pengadaan

Pengadaan merupakan suatu proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi, dan induksi untuk mendapatkan prajurit yang sesuai dengan kebutuhan satuan. Proses pengadaan merupakan proses yang penting bagi satuan agar terpenuhinya TOP dan DSPP satuan Batalyon Infanteri. Proses pengadaan juga diarahkan agar prajurit yang baru dapat beradaptasi dengan cepat dengan iklim satuan sehingga memudahkan kinerja satuan dalam melaksanakan manajemen satuan guna mencapai kesiapan dalam menghadapi tantangan tugas ke depan.

 

  1. Pengembangan

Pengembangan merupakan suatu proses untuk meningkatkan keterampilan teknis, teoritis, konseptual, dan moral prajurit Batalyon Infanteri melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan satuan dalam menghadapi tantangan tugas di masa depan.

 

  1. Kompensasi

Kompensasi merupakan pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung yang berbentuk uang atau barang kepada prajurit sebagai imbalan maupun penghargaan yang diberikan oleh satuan. Atas pencapaian tertentu. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak. Adil dapat diartikan sesuai dengan prestasi kerjanya, layak diartikan dapat memenuhi kebutuhan primernya serta sesuai dengan aturan yang berlaku. Kompensasi merupakan bagian dari upaya meningkatkan semangat juang prajurit dalam menunjukkan kemampuan terbaiknya. Hal tersebut tentu akan mempengaruhi kualitas prajurit dalam mencapai kesiapan operasi.

 

  1. Pengintegrasian

Pengintegrasian merupakan suatu kegiatan untuk menyatukan kepentingan satuan dan kebutuhan prajurit, agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguatkan dan menguntungkan.

 

  1. Pemeliharaan

Pemeliharaan merupakan suatu kegiatan untuk meningkatkan kondisi fisik, mental, dan loyalitas prajurit, agar prajurit tetap mau bekerja secara optimal sampai masa akhir pengabdiannya. Pemeliharaan dapat dilaksanakan melalui penyusunan program kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan prajurit serta berpedoman kepada internal dan eksternal konsistensi.

 

  1. Kedisiplinan

Kedisiplinan merupakan suatu fungsi manajemen sumber daya manusia terpenting dan kunci terwujudnya tujuan karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud kesiapan operasi yang optimal. Walaupun disiplin telah menjadi nafas bagi anggota TNI AD, namun menjaga kedisiplinan merupakan hal yang mutlak mengingat sifat alamiah manusia yang selalu berubah.

 

  1. Pemberhentian

Pemberhentian merupakan putusnya hubungan kerja seseorang prajurit dari kesatuan. Pemberhentian dalam konteks satuan TNI ini disebabkan oleh keinginan prajurit, mutasi, penugasan, pensiun, dan sebab-sebab lainnya. Namun satuan perlu melakukan persiapan atas proses pemberhentian yang dilaksanakan agar tidak berpengaruh terhadap kesiapan satuan secara umum.

 

            Dalam rangka mewujudkan kesiapan satuan dalam menghadapi tantangan tugas ke depan, maka penjaminan atas kualitas prajurit menjadi hal yang harus dahulukan. Kualitas pembinaan personil akan menentukan kesiapan satuan secara utuh. Proses manajemen prajurit perlu dilaksanakan secara terpadu, terencana dan komprehensif untuk menjaga eksistensi Batalyon Infanteri dalam menghadapi tantangan tugas ke depan yang semakin kompleks.

 

  1. Simpulan dan Saran

 

  1. Simpulan

Dari uraian pembahasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pelaksanaan manajemen satuan batalyon Infanteri mewujudkan kesiapan operasional dalam menghadapi tantangan tugas ke depan hanya akan terwujud apabila berhasil melakukan pengelolaan dan pengaturan pada aspek prajurit. Keberhasilan dalam 7 aspek manajemen prajurit dapat meningkatkan kesiapan prajurit yang secara otomatis akan mendukung terwujudnya satuan Batalyon Infanteri yang optimal dalam rangka menghadapi tantangan tugas ke depan.

 

  1. Saran

Dari kesimpulan di atas, penulis memberikan saran sebagai berikut :

  1. Perlunya inovasi dalam proses manajemen organisasi dengan pendekatan teknologi informasi.
  2. Perlunya memaksimalkan aspek reward and punishment kepada prajurit untuk memupuk dan meningkatkan semangat dalam bertugas.
  3. Perlunya terobosan teknologi dibidang latihan dan pendidikan sehingga prajurit memahami gambaran terhadap tantangan tugas ke depan.
  4. Perlunya peningkatan dibidang pengembangan prajurit dengan melaksanakan kolaborasi latihan dan pendidikan di skala nasional maupun internasional.

6.  Acknowledgements

 

Kami ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan sumbangsih dalam proses pembuatan paper ini. Artikel ini merupakan bagian dari salah satu persyaratan untuk mengikuti Assessment Danyon MK TA. 2022 di Pussenif, Kodiklatad.

 

 

7.  Referensi

(t.thn.).

Arifandi, D. A., Legionosuko, T., & Priyanto. (2018). Strategi Gelar Satuan Armed Dalam Rangka Menunjang Tugas Pokok TNI AD. Jurnal Strategi Pertahanan Darat, 18-35.

Atik, & Ratminto. (2012). Manajemen Pelayanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gesi, B., Laan, R., & Lamaya, F. (2019). Manajemen dan Eksekutif. Jurnal Manajemen Vol 3 No 2, 110-126.

Handoko, T. H. (2012). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE.

Maluyu, S. H. (2006). Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Nawawi, H. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Siwanto. (2012). Pengantar Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Sofie, F., & Fitria, S. E. (2018). Identifikasi Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Pada Usaha Menengah. Jurnal Wacana Ekonomi, 20-37.

Solihin, I. (2012). Pengantar Manajeman. Jakarta: Erlangga.

SP, W. (2017). Pengantar Manajemen. Edisi 3. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Suwanto, D. P. (2011). Manajemen SDA dalam Organisasi Publik dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Syamsurizal. (2016). Peranan Manajemen Sumberdaya Manusia Dalam Organisasi. Jurnal Warta Edisi 49, 40-58.

Yuniarsih, T., & Suwatno. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CV. Alfabeta.

Zainal. (2014). Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual. (Inovatif). Bandung: Yrama Widya.

Dian Akhmad Arifandi, Tri Legionosuko, Priyanto. Strategi Gelar Satuan Armed Dalam Rangka Menunjang Tugas Pokok TNI AD. Jurnal Strategi Pertahanan Darat, Desember 2018, Volume 4 Nomor 3. Hal 20

Atik dan Ratminto. 2012. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Hal 32

Hasibuan, Malayu S.P, 2006, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, Edisi Revisi, Bumi Aksara : Jakarta

Ismail Solihin, Pengantar Manajemen, Erlangga, Jakarta, 2012, Hal. 12

Nawawi, Hadari, Manajemen Sumber Daya manusia, Yogyakarta: Gadjah. Mada University Press. 2011. Hal 82

Suwatno, DJ Priansa. “Manajemen SDM dalam organisasi Publik dan Bisnis”. Bandung: Alfabeta. 2011. Hal 25

Handoko, T. Hani. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta. BPFE, 2012. Hal 33

Siswanto. Pengantar Manajemen: PT.Bumi Aksara, Jakarta, 2012, hal 55

Burhanudin Gesi, Rahmat Laan, Fauziyah Lamaya. Manajemen Dan Eksekutif. Jurnal Manajemen Volume 3 No 2 Oktober 2019. Diakses pada 6 Agustus 2022

Tjutju Yuniarsih dan Suwatno. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CV. Alfabeta. 2018, hal 34

Syamsurizal. Peranan Manajemen Sumberdaya Manusia Dalam Organisasi. Jurnal Warta Edisi : 49. Juli 2016. Hal 42

Wiludjeng SP. Pengantar Manajemen; Edisi 3. Yogyakarta: Penerbit. Graha Ilmu. 2017. Hal 41

Zainal. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual. (Inovatif). Bandung: Yrama Widya. 2014. Hal 12

Fabiani Sofie, Sisca Eka Fitria. Identifikasi Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Pada Usaha Menengah. Jurnal Wacana Ekonomi – Univeristas Garut. 2018. Hal 22


[1] Dian Akhmad Arifandi, Tri Legionosuko, Priyanto. Strategi Gelar Satuan Armed Dalam Rangka Menunjang Tugas Pokok TNI AD. Jurnal Strategi Pertahanan Darat, Desember 2018, Volume 4 Nomor 3. Hal 20

[2] Atik dan Ratminto. 2012. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Hal 32

[3] Hasibuan, Malayu S.P, 2006, Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah, Edisi Revisi, Bumi Aksara : Jakarta

[4] Ismail Solihin, Pengantar Manajemen, Erlangga, Jakarta, 2012, Hal. 12

[5] Nawawi, Hadari, Manajemen Sumber Daya manusia, Yogyakarta: Gadjah. Mada University Press. 2011. Hal 82

[6] Suwatno, DJ Priansa. “Manajemen SDM dalam organisasi Publik dan Bisnis”. Bandung: Alfabeta. 2011. Hal 25

[7] Handoko, T. Hani. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta. BPFE, 2012. Hal 33

[8] Siswanto. Pengantar Manajemen: PT.Bumi Aksara, Jakarta, 2012, hal 55

[9] Burhanudin Gesi, Rahmat Laan, Fauziyah Lamaya. Manajemen Dan Eksekutif. Jurnal Manajemen Volume 3 No 2 Oktober 2019. Diakses pada 6 Agustus 2022

[10] Tjutju Yuniarsih dan Suwatno. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CV. Alfabeta. 2018, hal 34

[11] Syamsurizal. Peranan Manajemen Sumberdaya Manusia Dalam Organisasi. Jurnal Warta Edisi : 49. Juli 2016. Hal 42

[12] Wiludjeng SP. Pengantar Manajemen; Edisi 3. Yogyakarta: Penerbit. Graha Ilmu. 2017. Hal 41

[13] Zainal. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual. (Inovatif). Bandung: Yrama Widya. 2014. Hal 12

[14] Fabiani Sofie, Sisca Eka Fitria. Identifikasi Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia Pada Usaha Menengah. Jurnal Wacana Ekonomi – Univeristas Garut. 2018. Hal 22